Cara Membuat Business Model Canvas (+ Contohnya)

(klik untuk memperbesar)

Tunggu dulu! Sebelum mulai, apa sih Business Model Canvas itu?

Apa hal pertama yang kamu pikirkan dan tentukan pertama kali saat membuat produk/usaha? Jika jawaban kamu adalah “customer” atau “value produk” selamat! Kamu sudah ada di jalan yang benar. Tapi perjalanan kita belum selesai, masih ada 8 hal lainnya yang harus kita tentukan saat merencanakan sebuah bisnis, baik dari sisi eksternal maupun internal perusahaan.

BMC adalah sebuah kerangka model bisnis yang memiliki 9 komponen di dalamnya. BMC berguna untuk memberikan kita gambaran yang jelas terhadap struktur dari sebuah bisnis. Saat pertama kali membuat rencana bisnis, BMC merupakan salah satu hal yang wajib kita gunakan.

“Siapa saja yang menggunakan Business Model Canvas?”

Kamu sebagai pendiri usaha, partner, karyawan, investor, bahkan teman sekalipun. Manfaatnya, agar mereka paham dengan jelas seperti apa sih usaha yang kamu jalankan. Maka dari itu, mereka bisa memberikan masukan atau saran dengan lebih terarah sesuai dengan kebutuhan usahamu.

Di mana kita meletakan BMC?

Jika kita membuat business plan, maka BMC bisa kita letakan pada bagian setelah “Introduction” atau setelah kita mempresentasikan latar belakang usaha dan deskripsi produk atau bisnis secara keseluruhan. Setelah BMC, baru kita menjelaskan secara detail komponen-komponen bisnis kita.

Mau tahu cara membuat BMC yang benar? Yuk ikuti langkah-langkah di bawah!

9 Langkah Membuat Business Model Canvas

Business Model Canvas terdiri dari 9 elemen penting yang memiliki perannya sendiri. Berikut adalah cara menentukan dan merumuskan masing-masing dari 9 elemen tersebut;

1. Value Propositions

Value Propositions merupakan nilai jual dari produk atau jasa yang akan dipasarkan. Value propositions menjadi hal pertama yang harus ditentukan dalam membuat BMC. Value propositions berguna untuk mengetahui apa kelebihan dari bisnis yang kalian jual dan apakah bisnis tersebut dibutuhkan oleh target konsumen dari bisnis kalian. Contoh pertanyaan untuk menentukan value propositions adalah “apa manfaat dari bisnis saya?”

2. Customer Segments

Customer segments atau segmentasi konsumen adalah bagian dimana kamu akan menentukan target konsumen. Bagian ini berisi hal-hal berkaitan dengan target konsumen yang relevan dengan bisnis seperti usia, jenis kelamin, pekerjaan, kebutuhan, tingkat pengeluaran, hobi dan karakteristik lain secara spesifik. Contohnya, dalam sebuah bisnis “skincare untuk anak muda”, contoh customer segmentnya seperti ini:

1. Usia: 19 – 30 tahun
2. Jenis kelamin: perempuan
3. Pekerjaan: pelajar, profesional, pengusaha
4. Hobi/interest: beauty, skin treatment, health
5. Pengeluaran untuk skincare per bulan: Rp 100-300 ribu
6. Jenis kulit: umum, tidak sensitif
7. (dan kriteria lainnya sesuai kebutuhan bisnismu)

3. Customer Relationship

Hubungan dengan konsumen perlu dibangun dan dijaga. Hubungan tersebut dibuat dengan memahami dan mendekat dengan para konsumen. Membangun customer relationship dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti personal, group, dan lain sebagainya. Sebagai pebisnis, kita harus menentukan cara paling efektif dalam membentuk customer relationship.

4. Channels

Channels adalah sarana yang akan kamu gunakan untuk menyampaikan produk atau jasa. Melalui channel, kamu dapat mengenalkan value proposition bisnis kepada konsumen, menjadi sarana untuk customer support, dan membantu konsumen untuk membeli produk atau jasa yang ditawarkan. 

5. Key Activities

Key activities adalah mengenai apa saja kegiatan yang akan kalian lakukan untuk menyukseskan bisnis kalian. Bagian ini meliputi hal yang terjadi di belakang layar, seperti proses penjualan kepada konsumen, marketing, post-purchase, dan lain-lain. Kegiatan-kegiatan yang berada di dalam bagian ini sangatlah penting untuk keberlangsungan bisnis kedepannya. 

6. Key Resources

Key Resources yang dimaksud pada BMC merupakan sumber daya yang digunakan pada bisnis kalian. Sumber daya tersebut dapat berupa barang fisik, tenaga kerja, keuangan, tempat, dan kekayaan intelektual. Pemilihan sumber daya juga harus tepat agar dapat mendukung jalannya bisnis.

7. Key Partners

Key partners adalah hubungan yang bisnis kalian miliki dengan pihak-pihak eksternal agar bisnis kalian dapat berjalan. Pihak-pihak ini bisa saja bisnis lain, pemerintah, ataupun pihak non-konsumen. Contohnya seperti pabrik, partner kerjasama, distributor, dan lain-lain. Dengan mengetahui key partners, kalian dapat menganalisa mana pihak yang vital bagi bisnis kalian, seperti “Apabila hubungan kita dengan distributor X tidak baik, apakah performa bisnis kita akan menurun?”

8. Cost Structures

Cost structures merupakan skema finansial yang membiayai operasional perusahaan Anda. Cost structures berisi biaya-biaya apa saja yang harus dikeluarkan untuk menunjang bisnis kalian. Cara paling sederhana adalah menentukan fixed cost dan variable cost dari bisnismu.

9. Revenue Streams

Revenue stream merupakan bagian yang sangat penting karena disinilah diuraikan bagaimana kalian akan memperoleh pendapatan untuk operasi bisnis. Dengan mengetahui ini, resources dapat dimanfaatkan dengan maksimal, dan skema pendapatan bisnis kalian akan menjadi lebih jelas. 

Mau Lihat Contoh Business Model Canvas Milik Tutorku?

Nih, Tutorku akan memberikan contoh Business Model Canvas dari Tutorku sendiri ya! Semoga bisa menjadi inspirasi untuk membuat Business Model Canvas yang baik dan benar.

(klik gambar untuk memperbesar)

Gimana? Setelah membaca penjelasan dan melihat contoh Business Model Canvas yang telah diberikan, apakah kalian sudah mengerti cara membuatnya? Semoga dengan tutorial kali ini, Tutorku dapat membantu kamu dalam membuat Business Model Canvas yang benar ya.

Jangan lupa share ke temanmu yang belum membaca tutorial ini agar kita bisa belajar dan bertumbuh bersama!