3 Jenis “Masalah” yang Bisa Diselesaikan Dengan Produk atau Bisnis

Emangnya semua produk harus “menyelesaikan masalah”?

Kayaknya ada deh produk yang gak menyelesaikan masalah, contohnya produk fashion branded, restoran fancy, dan barang-barang mewah lainnya yang fungsinya sama aja dengan barang yang 10 kali lebih murah.

Ternyata produk yang kelihatannya “tidak menyelesaikan masalah” tersebut sebenarnya memberikan solusi bagi customernya lho, hanya saja mungkin kita gak bisa lihat apa sih “solusi” yang mereka tawarkan.

Ini dia 3 jenis “masalah” atau “kebutuhan” yang umumnya dipenuhi oleh sebuah produk atau bisnis:

1. Masalah / Kebutuhan Fungsional

Produk yang fokus menyelesaikan kebutuhan fungsional biasanya tidak terlalu memperhatikan estetika, desain, dan hal lainnya yang tidak berpengaruh banyak terhadap fungsi produk tersebut.

Contoh bidang perusahaannya adalah telekomunikasi, jalan tol, perkakas rumah, kalkulator, printer, alat masak, platform digital, dan produk lainnya yang tujuan utamanya adalah fungsi nya.

+ Contoh produknya di Indonesia: OLX sebagai pusat jual-beli barang perorangan.

Website OLX memiliki desain yang sederhana dengan hanya menampilkan iklan, informasi harga, dan deskripsi produk secukupnya. Tidak ada grafik keren ataupun ilustrasi menarik. Hal ini dilakukan karena OLX difokuskan untuk bermanfaat secara fungsinya, bukan estetikanya.

Jika websitenya dibuat keren, biaya mereka akan membengkak, namun tidak terlalu menambah “benefit” bagi OLX sebagai platform jual-beli. Dengan mempertahankan desain sederhana, maka tidak diperlukan banyak biaya, dan layanan platform nya bisa tetap digunakan secara gratis oleh semua orang.

+ Contoh produk Prasmulyan: Speace Packing Cube solusi packing pakaian untuk travel agar tetap rapi dan ringkas, serta hemat tempat.

speace

Produk Speace berfokus pada solusi secara fungsional, yaitu membuat kegiatan travel (terutama dalam hal packing) menjadi lebih praktis dan rapi. Bentuknya mirip seperti pouch dengan “compression zipper” yang mengurangi volume pakaian kita saat melakukan packing.

2. Masalah / Kebutuhan Emosional

Produk ini fokus memenuhi kebutuhan emosional pelanggannya. Contohnya dalam bidang kesehatan, keamanan, asuransi, personal development, motivasi, dan bidang lainnya yang fokus memenuhi kebutuhan emosional customer. 

Apakah hanya itu saja? Tidak juga, produk makanan pun dapat memenuhi kebutuhan emosional kok!

+ Contoh produk dari Prasmulyan adalah Kionghee Misua, yang menyediakan masakan dengan cita rasa yang khas, mengingatkan kita pada masakan rumah yang lezat dan bikin nyaman.

kionghee misua 2

Apakah bisa kombinasi antara produk fungsional dan emosional? Bisa!

+ Contohnya Tutorku sebagai solusi belajar Prasmulyan yang efektif, dan enjoyable. Memenuhi kebutuhan fungsional dalam mempelajari materi kuliah secara lengkap, sekaligus memenuhi kebutuhan emosional, yaitu proses belajar yang nyaman dan mudah dimengerti. Selain itu, tutor Tutorku juga bisa jadi teman kamu untuk sharing seputar perkuliahan.

3. Masalah / Kebutuhan Sosial

Produk ini fokus memenuhi kebutuhan sosial (relasi dengan orang lain) untuk pelanggannya. Contohnya produk hampers dan gift, restoran yang nyaman (untuk kumpul dengan teman), media sosial, dan tempat wisata keluarga.

Produk branded atau barang mewah juga termasuk dalam kategori ini. Mengapa begitu? Biasanya produk barang mewah digunakan untuk menunjukan “status” seseorang, baik di lingkungan sosial maupun profesional. Di lingkungan sosial, misalnya kita membeli produk mobil Ferrari agar bisa bergabung dengan komunitas supercar, dan memposting “morning run” setiap hari minggu di instagram story.

Di lingkungan profesional, misalnya sebagai CEO sebuah startup, menggunakan jam tangan Rolex, agar lebih percaya diri saat melakukan presentasi kepada investor, dan bisa mendapat “deal” yang ditargetkan.

Nah, sekarang jadi lebih paham kan, ternyata produk barang branded juga memenuhi kebutuhan, terutama yaitu kebutuhan sosial bagi para customernya.

Kesimpulan

Itulah tiga jenis “kebutuhan” yang dapat kita penuhi dengan menciptakan sebuah produk atau bisnis. Semoga tulisan ini bisa membantu kamu dalam menemukan ide business plan yang menyelesaikan masalah dengan tepat sasaran ya.

Namun jangan terbatas hanya dengan tiga pilihan di atas. Kamu perlu melakukan riset lagi secara mendalam, atau menggabungkan lebih dari satu jenis “masalah” yang diselesaikan. Dengan begitu ide bisnis dan produk kita menjadi lebih jelas.